Jumat, 25 Juni 2010

KUCH KUCH HOTA HAI

Saya bukan salah seorang penggemar film India seperti dua teman saya Ika Indah dan Sepri Rose, namun ada beberapa film produksi negeri tersebut yang saya senangi. Salah satu diantaranya adalah film yang berjudul " Kuch-Kuch Hota Hai". Film yang sudah saya kenal dan tonton ketika masih berseragam putih biru. Film yang saya tongkrongin berkali-kali (tampaknya sudah lebih dari lima kali). Awal film ini menembus pasar per-film-an Indonesia, langsung menarik animo masyarakat. Mulai dari anak SMP (seperti saya) sampai ibu-ibu. Hal ini terlihat dari lingkungan di sekitar saya dulu. Film ini mampu mengadu emosi penonton, dari rasa senang beralih ke sedih, jatuh cinta sampai patah hati. Pertama kali saya menikmati film ini bersama teman-teman sekelas. Nonton bareng di rumah teman yang memiliki VCD dan layar televisi yang besar. Dan dapat dipastikan, tidak ada satupun diantara kami yang tidak meneteskan air mata saat menyaksikan adegan sedih di film ini.

Ceritanya sendiri mengisahkan cinta di antara tiga orang yaitu Rahul, Tina dan Anjeli. Anjeli bersahabat karib dengan Rahul sejak masuk di Universitas tempat mereka menimba ilmu. Ketika tingkat akhir, Tina datang dan mampu mencuri hati Rahul. Saat mengikuti pelajaran di kelas, si dosen bertanya kepada mahasiswanya apa pengertian Cinta. Rahul yang juga murid terkenal di kelas menjawab dan berkata,” Cinta adalah persahabatan”, jika ingin menjalin cinta maka terlebih dahulu dia harus menjadi teman (sahabat). Pernyataan ini pun mengejutkan Anjeli, dan mulai menyadarkan akan rasa cinta yang dimilikinya terhadap Rahul. Cerita selanjutnya mungkin sudah anda ketahui (namun, jika tidak silahkan menonton film-nya, hahhaa ;P).

Sejak menonton film tersebut, entah kenapa saya juga seperti terhipnotis dengan pernyataan Rahul. Cinta adalah persahabatan. Jatuh cinta tidak diawali dengan rasa suka, namun diawali oleh rasa memiliki sebagai sahabat. Rasa cinta tidak hadir sekejap tatkala kita baru kenalan, namun rasa yang hadir saat sudah saling mengenal.Hal ini mungkin mempengaruhi saya dalam menyikapi pria-pria yang pernah mendekati saya (*sok iye gitu..hehehe). Beberapa orang yang baru saya kenal tiba-tiba langsung berperilaku aneh, membuat saya menjadi sedikit tidak nyaman. Contohnya, saya baru kenalan dengan seseorang di suatu acara, tiba-tiba di malam hari sepulangnya dari acara tersebut dia menghubungi saya lewat pesan singkat atau telefon. Lalu keesokan harinya melakukan hal yang sama lagi. Keadaan ini otomatis membuat saya jadi mikir (*tuing-tuing), ni orang kenapa terus ngubungin saya?. Dan kalau terus-terusan dapat ditebak saya mungkin tidak akan merespon. Dan kondisi ini sering membuat saya tidak ngeh kalau dia mendekati saya. Sampai akhirnya dia berhenti dan mencari yang lain (*diiihh O-}). Alasan lain mungkin dikarenakan saya si Introvert yang Ekstrovert. Tidak mudah bagi saya, untuk bercerita dengan orang yang baru saya kenal. Jadi, ketika dia menanyai saya pertanyaan2 seperti,'sedang apa?udah makan?mau kemana hari ini? dll tanpa diperintah benak saya akan melahirkan pemikiran, emang kenapa aku harus ngasih tau sama nih orang. Hal ini dikarenakan saya tidak mudah memberitahu apa yang akan saya lakukan kepada orang belum saya kenal. Keadaanya akan berbeda jika yang menanyakan tersebut adalah orang yang saya kenal. Tanpa ditanyapun mungkin saya akan berinisiatif bercerita. Dan untuk bisa seperti ini otomatis saya harus menjalin pertemanan dulu dengan dia. Dan orang yang pernah menjalin relasi dengan saya adalah orang yang sudah terlebih dahulu saya kenal. Rasa itupun hadir setelah 4 tahun saya mengenalnya.


Satu pernyataan dalam Bahasa Inggris dituliskan seperti ini " Friendship can end in Love, but Love can't end in Friendship". Berdasarkan pengalaman saya, cinta memang tidak mudah diakhiri dengan persahabatan, hanya sebagai teman (ada batas antara persahabatan dan pertemanan). Dan berdasarkan pengalaman persahabatan orang-orang di sekitar saya banyak yang berakhir di percintaan. Cerita cinta mereka pun terus berlanjut ke tahap selanjutnya. Menurut saya, hubungan tersebut dapat langgeng, karena awalnya mereka sudah saling mengenal. Pengenalan yang terjalin tidak sebatas kenal luarnya saja, namun dalamnya pun sedikit banyak sudah ditembus. Pengenalan awal yang tidak dibaluti dengan kepura-puraan namun apa adanya. Pengenalan bukan berdasarkan agar si dia melihat kita tampak hebat, namun menunjukkan bahwa kita saling membutuhkan dukungan sesama teman. Pengenalan yang menolong satu sama lain mengasihi dengan cara dan gaya masing-masing. Pengenalan yang menolong setiap insan saling mengerti, memahami satu sama lain. Kisah cinta yang berfase pertemanan-persahabatan-akhirnya percintaan. Indah bukan?? ;-). Selamat menjalin persahabatan indah yang dibalut kasih yang tulus. Jika dia cintamu, maka perjalanan akan diarahkan ke sana, namun jika tidak jangan memaksa. Masih banyak teman-teman di sekitar yang akan menjadi sahabat yang pada akhirnya berlabuh di dermaga cintamu......





PS : Setiap orang punya kisah dan mendambakan cerita cinta yang berbeda-beda. Hanya satu yang sama, berharap kisah cinta diakhiri dengan indah untuk mengawali kisah baru bersama yang dicinta..;P