Senin, 18 Oktober 2010

No tittle, huee..

Terdapatlah seorang wanita. Muda, polos, cantik dan manis kata teman-temannya. Tidak begitu heboh, namun bukan juga tipikal pemdiam. Berhati baik dan berwatak cantik. Tinggal di sebuah lingkungan yang masih aman. Jauh dari godaan fasilitas-fasilitas perkotaan. Ia hidup di tengah-tengah sawah dan ladang yang selalu menghasilkan. Tinggal di lingkungan yang menyadari arti pentingnya pendidikan. Di kelilingi teman-teman yang baik dan pintar.

Di tempat lain, di suatu lokasi yang tidak jauh dari kediamannya terdapat seorang pria. Penuh kharisma, dan talenta. Kecerdasan dan ketampanan pun ditemukan di dalam dirinya. Si pria yang tak pernah menduga bahwa dia akan bertemu dengan si wanita. Di suatu tempat, di suatu masa, di suatu kejadian yang tidak pernah di duga.

Pertemuan itu menginggalkan kagum di hati si wanita. Pertemuan itu membekas pada fikir si wanita. Awalnya dia tidak mengerti itu tanda apa. Baginya itu hanyalah sebercak rasa yang abstrak tatkala di raba. itu hanyalah rasa yang tak bisa diterjemahkan dengan kata. Sampai akhirnya si pria menjelaskan bahwa itu adalah cinta. Sampai akhirnya si pria mengaku bahwa dia juga memiliki rasa yang sama.

Dunia indah, sangat indah
alunan lagu cinta memenuhi benak si wanita
tak ayal, dan tak ragu ia pun menyambut cinta si pria

gayung bersambut, kata-kata cinta di ramu.....

Nasib menghantarkan si pria, menjelajah kehidupan yang penuh kegelimangan.
Merasakan hari-hari kemewahan. Penuh dengan harta dan tahta. Dapat di duga si wanita pun terlupa.

Namun si wanita, masih tetap menyimpan rasa. Masih tetap menduga, bahwa dia si pria yang dulu singgah di hatinya adalah tetap dia. Si pria yang penuh kasih dan perhatian. Si pria yang rendah hati dan peduli. Si pria yang ramah dan sopan. Si pria, yang dulu ia kenal takut akan Tuha. :D


Waktu tak dapat diatur pun ditebak. Tak di duga, mereka pun dipertemukan. Dapat dipastikan, kebahagian memancar di wajah keduanya. Siapa yang tidak senang bertemu dengan pujaan hatinya?
Si wanita dibawanya menjelalah hutan gedung-gedung mewah itu. menikmati fasilitas-fasiltas hebat. Tak dibiarkannya dia merasakan panas kota itu, tak dibiarkannya ia menghirup debu kota itu. Kendaraan penuh AC dan kenyamanan tiada tanding disuguhkan pada si wanita. Si wanita terbuai dalam lautan fasilitas mewah itu, namun ia juga tersadar oleh balutan perhatian itu.
Dia, si pria yang dikagumi karena kebaikannya telah berubah. Dia buka lagi si pria yang rendah hati, namun sudah terkontaminasi kesombongan. Dia bukan lagi si pria penuh perhatian, namun si pria penuh materi. Dia bukan lagi si pria penyabar. Dia, suda berubahFasilitas mewah itu menyadarkan si wanita, bahwa dia bukan lagi si pria yang dia kagumi. Dia bukan lagi si pria yang dia cintai. Dia. ya dia hanyalah satu dari sekian pria yang tidak ada lagi bedanya..Dia bukan lagi si pria takut akan Tuhan yang dulu didamba. Dia..ya, dia hanyalah orang lain, yang menyerobot raga si pria-nya dulu....

Sejak si wanita menyadari hal tersebut, diapun sadar bahwa cintanya suda pergi. Dan untuk pertama kalinya dia merasa bebas. Bebas sebebas-bebasnya.




anyway, she just don't love him nomore...