Kamis, 19 Mei 2011

Tanda tanya (?)

akhir pekan kemarin Libur Waisak kemarin, saya menghabiskan waktu bersama teman-teman seperjuangan di kala kuliah dulu. Setelah dulu pernah ada perpisahan, kemungkinan tidak bertemu lagi, ternyata waktu mempertemukan kembali. mereka adalah sahabat-sahabat yang menjadi teman seperjuangan, berjuang di kampus dengan jurusan yang sama, di persekutuan yang sama, dan perjuangan-perjuangan ke depan yang akan dihadapi bersama. oh iya juga satu perjuangan yang kami hadapi bersama di liburan kali ini. Ha!

Sebut saja nama mereka, @seprirose, @damayaniruth, @_ujie_ dan adikku @rio_nita. Perjuangan hari itu dimulai dari saling cari mencari di Kota tua. Kebenaran hari itu hari libur sehingga banyak orang lalu lalang. Tubuh kami yang rata-rata mungil, mengalami kesulitan untuk segera bertemu begitu tiba di tempat itu. ahahahaa, agak lebaiii. Perjuangan selanjutnya pun tiba. Bagaimana menyalurkan naluri berfoto kami di tengah terik panas yang menyengat. akan tetapi, seperti yang anda ketahui pembaca (berasa ada yang baca iyeuuhh, :)). Kami adalah wanita-wanita perkasa tangguh, sehingga terik panas tak menyurutkan niat kami berfoto =D.

Kalau anda menganut filosofi hidup adalah perjuangan, pun kami demikian, terutama di dalam kehidupan yang penuh tanda tanya ini. habis foto-foto (dan jalan-jalan), muncul pertanyaan," kemana kita selanjutnya?" (tuh kan penuh tanya). akhirnya dari rekomendasi dua orang teman kita memilih makan di suatu tempat (yang menurut mereka ada bakmi enak, enak di lidah dan enak di kantong). Sebagai pecinta dan penikmat mie, saya sunggu tergoda.

Perjuangan pun ditempuh, naik turun angkot, naik turun eskalator, muter-muter lantai di mall, nanya sana nanya sini, dan akhirnya kami menemukan tempat tersebut. Lega. Sejenak, saya bingung dan bertanya, tempat makan yang beda dari yang lain, kenapa? pertama, si tempat makan itu, tidak punya nama Brand, dia cuma punya ciri khas nama asli daerahnya. akhirnya saya kasih aja namanya Bakmi tanda tanya. itu yang pertama.
kedua, tebak! pengunjung di suruh antri untuk makan. Tempatnya itu sangat kecil dan terbatas, tapi orang yang mau makan mengantri terus tak terbatas (ya setidaknya mulai saya tiba sampai pulang, banyak yang ngantri untuk sekedar dapat tempat duduk). ada satu kejadian, waktu saya mencoba masuk, menyisip ke salah satu meja, eh tiba-tiba yang jualan bilang, " De, jangan masuk2 ke dalam de, jadi susah buat orang masuk, nunggunya di luar aja". Degg, gila doi ngomong gitu sama pelanggan. Akhirnya saya tanya temen yang udah pernah makan di sana, " eh ini emang enak ya? | dia : iyaa la, . Baiklah, mari kita coba menanti.

akhirnya, akhirnya seletah puluhan menit, kami dapat tempat duduk. Hore! hore! kaki jadi tidak pegal. dan eng ing eng singkat cerita Bakmi tanda tanya pun tiba.

inilah mie yang ditunggu-tunggu.

Bagaimana penampilan mie nya? Entahlah begitu saya makan, sungguh belum sebanding dengan perjuangan untuk mendapatkannya. hahahaha. Nikmatnya mie ini bukan karena rasanya, namun karena perjuangan memdapatkannya. sampai saat ini pun saya masih bertanya-tanya apa daya tarik tempat makan ini. Sempat menceritakannya kepada seseorang, dan doi pun penasaran dan tertarik untuk mencoba. Apakah "keenakan" mie-nya terletak pada "rasa penasaran" yang ada? entahlah. Kalau anda juga penasaran dilahkan mencoba dan semoga menemukan jawaban dari Bakmi tanda tanya tersebut. :)




P.S : walaupun sudah penuh perjuangan, entah kenapa kalau diajak lagi, saya mungkin masih mau. heheheh. :-P