Jumat, 07 Januari 2011

Menindaklanjuti MImpi

Tidak ada sesuatu yang terlalu kecil untuk dikerjakan jika melakukannya dengan hati yang besar
Salah satu program televisi yang sering saya senangi adalah ProvocativeProactive. Suatu acara politik yang dikemas dengan kreatif sedemikian rupa. Dari setiap episode yang ditayangkan pada Kamis malam, semuanya dibumbui kelucuan-kelucuan dan sindiran yang menggelitik terhadap elite politik. Tapi kali ini saya ingi bercerita tentang episode kemarin tepatnya tanggal 10 januari 2011. Temanya sih tentang mulai maraknya calon-calon RI 1 di negeri ini, namun sebelum sampai ke topik ini mereka menampilkan dua orang yang "bertindak besar".
Anda masih ingat dengan demam Piala AFF di tahun lalu? *halahh, padalah masih hitungan hari*. Nah, sekilas info kabar baik dari pertandingan kali ini adalah, terlihatnya kemajuan persepakbolaan Indonesia di lapangan. Oleh orang-orang yang terjun langsung di lapangan. Dan sebaliknya tercium kabar (oleh orang yang mungkin awam) berita bobroknya perilaku petinggi Organisasi sepakbola Indonesia. Sampai akhirnya muncullah spanduk dan trending topic di @twitter yang menyerukan, agar Bapak petinggi tersebut turun. dari ratusan (atau lebih) orang yang menyerukan hal tersebut, dikenallah dua orang yang jadi bintang tamu di acara ProvoCatif Proactive, mereka adalah @andreasmarbun dan @zenrs.
Mereka berdua mengalami "perlakuan" dari petinggi sepak bola untuk tindakan yang mereka lakukan. Seperti dituturkan, ketika mereka dengan beraninya menyerukan #NurdinTurun, mereka di serang oleh sekelompok orang yang tak dikenal. Ketika mencoba menyelamatkan diri, (ceritanya si zenrs di 'ramei-ramei' kan di lantai ke sekian) dan dia turun ke lantai bawah, tetap saja dia disambut oleh orang tak tak dikenal (lagi). Untunglah dia bisa menyelamatkan diri, dan akhirnya dapat berbagi di acara ProvocativeProactive.

Saya terharu melihat tindakannya. Sederhana sebenarnya, dia cinta sepakbola (diluaskan lagi mereka cinta Indonesia). Dan lewat kecintaanya terhadap sepakbola, dia menjadi pendukung yang setia dan berbuat. Mengetahui banyak hal tentang perspakbolaan, termasuk kebobrokan di dalamnya, mendorong mereka melakukan tindakan.
Dari mereka saya belajar, peduli berarti melakukan tindakan. Tidak harus melakukan sesuatu yang besar, karena tidak semua orang dapat kesempatan untuk melakukannya (misal: memecat pelaku yang tidak benar tersebut), akan tetapi setiap orang punya kesempatan melakukan tindakan. Tergantung kita mau melakukan atau tidak.

Entahlah, akhir-akhir ini setelah saya keluar dari masa-masa bermimpi besar, saya merasa memasuki era takut bermimpi. Konyol memang, tapi itulah keadaanya. Zaman mahasiswa saya sebut zaman kebebasan bermimpi besar. Membayangkan diri sendiri, menjadi pribadi yang ikut andil di kancah pergolatan Negara saat ini. Zaman dimana saya mendambakan dan membayangkan menduduki suatu posisi, yang nantinya dapat memberi pengaruh besar demi kebaikan negeri. Sampai akhirnya saya keluar dari dunia mimpi dan memasuki dunia nyata. Terbangun dan menyadari menggapai mimpi tidaklah semudah memvisualisasikan khayalan dan menyaksiaknnya di tivi. Proses pencapaiannya membutuhkan waktu, pengorbanan, air mata, ketekunan dan pemantapan hati untuk meyakini, bahwa mimpi tersebut tidak sekedar ilusi. Tatkala setelah sekian lama menanti dan belum tercapai.

Lewat kisah kedua orang tersebut saya diajarkan untuk menunggu mimpi besarmu terjadi, bukan berarti membuat kita duduk diam menyepi. Akan tetapi, sedari dini melakukan hal-hal kecil, kita akan menyicil sedikit-demi sedikit hal besar yang ingin dicapai. Intinya adalah bertindak, pun sekedar tindakan kecil. tidak ada yang tahu mungkin hal kecil tersebut akan menuntun kita mencapai mimpi besar yang sedang menanti. Siapa yang menduga kalau tindakan kedua orang tersebut yang membuat Spanduk NURDIN TURUN, bisa jadi Trending Topik di salah satu dunia maya. Dan mungkin mereka juga tidak menyangka, akan tampil di televisi, mengutarakan mimpin mereka tentang sepak bola Indonesia. Namun tindakan yang didasari hati itu mampu mengajak sejumlah besar warga Indonesia menyuarakan hal yang sama seperti yang bercokol di benak mereka.



PS : Kisah mereka, dan beberapakali "berbagi" dengan orang lain, membuat saya untuk tidak meyerah terhadap mimpi itu. tetap percaya, bahwa apa yang menjadi bagian kita akan ketika peroleh dan perjuangan tanpa henti, dan penyerahan diri yang tak terbagi, kepada Dia Sang Pewujud Mimpi. Tetaplah bermimpi dan tekunlah bertindak