Sabtu, 18 Juni 2011

Panggilan Sayangnya Gelan

Tepatnya semalam saya punya banyak rencana untuk mengisi waktu begitu tiba di kosan. Mulai dari melanjutkan rajutan syal yang tak kunjung selesai, membaca buku “outliers” ,menonton DVD. Ya,saya tau tidak memungkinkan untuk melakukannya dalam satu malam ketiga hal yang menyita waktu ini. Dan karena bingung mau melakukan yang mana dulu tak satupun yang saya kerjakan. Hahaha . Terakhir yang saya lakukan adalah membuka foto-foto lama dan saya menemukan foto-foto ini.
sangar yaa? ini mereka lagi menuggu jeruk yang saya lempar ^^



Ketiga ekor anjing tersebut adalah anjing yang dipelihara di rumah kami. Dimulai dari mama yang memiliki kecintaan kepada hewan peliharaan, akhirnya hal tersebut turun pada saya juga adik-adik saya. Seringnya yang kami pelihara adalah kucing dan anjing. Bisa dipastikan di rumah Bisa ditemukan ada kedua ekor hewan lucu-lucu itu, atau kadang hanya satu spesies saja :P. Alasan lain dirumah sering dipelihara binatang khususnya anjing, adalah, saya tinggal di kompleks perumahan yang tidak rame (layaknya kompleks di kota saya) #tsaaahh sudah jadi kota saudara :P. Orangtua saya bekerja dari pagi sampai sore, jadi mungkin mereka berfikir dengan adanya hewan peliharaan, lebih aman bagi kami (waktu masih kecil) ditinggal di rumah. Dan akhirnya memelihara hewan peliharaan menjadi kebiasaan di rumah 
Saya pribadi lebih senang anjing daripada kucing. Entah kenapa saya merasa lebih aman bermain dengan anjing dari pada kucing. Hal ini mungkin dikarenakan, teman saya dulu waktu kecil begitu mencintai kucing sampai tidur bareng dengan kucing. Keeratan hubungannya dengan kucing , membuat dia penyakitan, gampang sesak, mukanya memerah kalau kepanasan. Melihat kondisi tersebut, sejak kecil saya membatasi diri dengan kucing. Di rumah kucing mendapat prioritas nomer dua. Hahahaa.
Setiap hewan peliharaan di rumah selalu kami beri nama, kucing namanya ganti-ganti, mulai dari manis, putih dll (saya tidak begitu ingat). Dan anjing selalu kami beri nama yang sama Gelan (untuk jantan) dan Gelanda (untuk betina). Dulu pernah ada tiga ekor, dua jantan satu betina, kedua jantan tersebut dipanggil gelan. Dan kami tidak mengalami kesulitan untuk membedakannya (karena warna kulitnya berbeda-beda :P).
Satu kisah yang paling saya ingat pengalaman bersama Gelan adalah ketika saya kelas enam SD. Pergi dan pulang sekolah pasti diantar dan dijemputnya di depan pintu rumah. Tak diizinkanya saya menyantap makan siang terlebih dahulu tanpa membelainya. Dan saya sangat mengasihi si gelan ini. Sering mandiin (padahal dulu saya kadang malas mandi :P). dan member makan adalah tugas saya dan adik saya.
Suatu ketika di senja hari, saya dan adik pergi ke warung yang tidak begitu dekat dari rumah dan melewati jalan raya. Tanpa kami sadari si Gelan ternyata, meng-ekor dari belakang. Ketika saya dan adik mau menyebrang jalan, dia juga ikut-ikutan dari belakang. Namun dia kalah cepat, dari ujung jalan ada truk besar yang melaju kencang dan melindas tubuhnya. Sontak saat itu, saya dan adik langsung kaget dan melihat ke belakang. Kami mendengar suara anjing meraung-raung dan tiba-tiba berhenti.
Dan saya melihat Gelan terbaring lemah. Darah mengalir dari tubuhnya, dan terlihat ia begitu kesakitan. Saat itu juga saya langsung berlari mendapatkan gelan. Saya menangis melihat tubunya yang sudah terdiam kaku. Saya mengangkatnya ke pinggir. Saya menangis, sangat menangis. Saat itu Ibu saya pulang dari tempat kerja dan melihat kami di sana. Langsung menghampiri kami dan mengangkat tubuh gelan. Kami menguburkannya di tanah kosong yang tidak jauh dari rumah. Saat itu saya sungguh kesal kepada supir truk yang penabrak dan tidak bertanggungjawab itu. Sepanjang malam saya menangis. Yah, saya merasa kehilangan sahabat. Ibu saya sampai heran dan berkata, “ udahlah Kak, nanti kita cari lagi pengganti Gelan. Kamu jangan nagis terus. Masak kamu lebih nangis si gelan meninggal daripada waktu Oppung meninggal?”. Saya tidak ingat apakah saya langsung diam atau tidak saat itu, namun yang saya ingat hampir satu Minggu saya kesal pada si supir tabrak lari itu. X-(
Dan tidak lama setelah itu akhirnya kami punya anjing baru lagi. Dan mulai harus diajari lagi. Mulai dari makan, buang hajat agar tidak sembarangan, cara menangkap makanan yang seru (ala saya dan adik-adik :P).
(ini si gelan yang ketabrak ituhh :()


PS: Semacam rindu ingin memelihara kembali anjing lucu. Paling tidak ada yang menyapa disaat pulang dari tempat kerja. Hahaha, ada yang pengen juga? :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar