Kamis, 06 Mei 2010

Selamat hari lahir-Bagian I


Harusnya si di masukin blog 1 Mei kemarin, tapi baru sempat sekarang..^^hehehe

Menjadi tua itu pasti, namun menjadi dewasa adalah pilihan. Demikian isi layanan pesan singkat seorang teman. Kalimat tersebut menjadi kata-kata mutiara yang berkesan buat saya diusia 23 tahun ini (huaaa, pernyataan pertama semakin disahkan, bahwa saya sudah semakin tua~,~). Berada pada usia ini menandakan perjalanan hidup saya yang hampir mendekati (minus 2 tahun lagi!!) seperampat abad usia. Entah sudah berapa era/masa yang sudah saya lewati. Mulai dari bayi kecil mungil imut lucu nan cantik (hahaha, naluri narsis saya lagi membumi,hehe), kemudian menginjak masa anak-anak, TK, SD. Masa yang dulu membuat saya ingin cepat besar, bisa bebas main kemana saja tanpa harus dilarang orangtua. Masa yang jarang ditemani oleh pikiran-pikiran seperti yang dialami oleh orang dewasa. Masa dimana bebas lepas bermain karet, kelereng atau bola kaki tanpa ada larangan ataupun ketakutan. Masa yang saat ini saya rindukan (tapi sayangnya kantong doraemon tidak bsa dipinjam,;().Tampaknya masa ini adalah masa hidup yang tanpa beban, dapat tertawa lepas. Mau apa-apa tinggal bilang pada orangtua dan kalau tidak diijinkan maka saya akan menangis. Setelah menangis−tetap aja sih ngga dikasih=) hehehe− saya akan pergi main dengan teman dan sudah!!, sudah lupa terhadap hal yang saya tangisi^^. Mulai lagi dengan permintaan-permintaan baru, tanpa ingat lagi kejadian yang sudah berlalu.

Seiring perjalanan waktu (yang tak pernah berhenti) saya pun menapaki masa remaja nan jenaka, penuh canda dan tawa tak ketinggalan juga tingkah-tingkah yang merajalela. Pergi main sesuka hati membuat orangtua gusar, atau menggangu teman hingga membuatnya menangis. Ber-hahaha hihihi dengan teman satu geng (geng???),atau ngomongin kakak kelas cowok yang mengagumkan ketika pidato, atau memimpin baris berbaris. Hum, masa-masa manis saat dulu sudah mulai membicarakan nanti kalau sudah besar dewasa aku mau jadi ini, aku mau kuliah di sana, aku mau cowok yang seperti itu, aku mau ini, mau itu. Suatu harapan untuk beberapa tahun ke depan yang akan dialami. Geli rasanya, saat mengingat semua itu. Gadis remaja yang mengisi hari-harinya belajar, les, membantu orangtua di rumah sudah mulai membayangkan hal-hal tersebut.

Lalu hari berganti, bulan berganti, tahun berganti tanpa disadari usia sudah kepala dua. Istilah teman saya ‘telor sudah pecah’. Dan kalau tidak salah ingat di usia 21−dua tahun silam−berkesan bagi saya. Saya merasa sudah harus menjadi seorang yang dewasa, dewasa menurut pengertian saya sendiri. Ketawa bukan lagi ngakak-ngikik tak jelas, ngomong tidak lagi ceplas-ceplos tak karuan, gaya berpakaian pun berusaha dirubah−dari kaos/t-shirt yang menjadi seragam kebanggaan menjadi baju yang lebih feminim−atau kamar tidak lagi berantakan dll dll, sesuai pengertian dewasa yang saya bayangkan. Padahal sebenarnya hal yang dituntut dari sifat dewasa bukanlah pada apa yang kelihatan sekilas dan kasat mata, namun dewasa karakter/sifat/sikap/perilaku yang menjadi pondasi dalam bertingkah,bertutur, berbuat terhadap sesama. Pondasi dalam menghadapi setiap penggalan perjalan hidup yang akan ditempuh dari waktu ke waktu yang semakin mematangkan si”dewasa’ itu sendiri.

Melihat usia (sekali lagi jika dilihat lewat usia), seyogyanya 23 tahun sudah menobatkan saya menjadi gadis dewasa berharap dari segi karakter pun tidak ketinggalan dari usia itu sendiri. Meski demikian saya sadari pondisi itu belum begitu kokoh. Beberapa hal sering saya jadikan sebagai indikatornya. Mulai dari berperilaku terhadap orang lain masih belum bisa mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri−ada kalanya saya menjadi manusia egois− atau ketika mengerjakan sesuatu terkadang belum melakukan segala sesuatu seperti untuk Allah, tatkala keinginan sendiri muncul, terkadang saya menomorsatukkannya dalam mengambil keputusan.

Membaca setiap pesan singkat yang masuk, medengar setiap ucapan “kata-kata mujarab di peringatan hari lahir”petuah untuk semakin dewasa jarang ketinggalan. Bersama pesan-pesan lainnya−semakin dewasa dalam iman dan karakter –sering tampil. Apa mungkin karena dewasa adalah pilihan sehingga sering dipromosikan (baca: diucapkan), dan berharap si penerima semakin mengenal dan memilihnya??hehhee. Saya berharap di usia yang sudah dewasa ini, “si dewasa” yang sesungguhnya itu berjalan mengiringi saya menapaki kehidupan. Melalui setiap persoalan, masalah, sukacita, kebahagian, perselisihan dan setiap hal yang saya alami dan akan alami menolong saya semakin dewasa. Dan ‘dia’ semakin kokoh dibangun di dalam diri saya untuk semakin tangguh untuk melanjutkan perjalanan hidup menempuh tiap-tiap masa yang juga akan saya lewati nantinya. Sampai akhirnya ketika nanti sudah tua (tua yang menjadi bagian saya beda dengan bagian anda;D), dewasa mendampingi saya.

Selamat berulang tanggal dan bulan lahir sahabatt^^...

*Segaris rentang waktu, telah kau jalani di dalam kehidupan ini

Tiada terukur segala kebaikanNya, sungguh tak terbilang kemurahanNya

Di dalam kasih Tuhan mari kita rayakan..

*diambil dari lirik lagu hip hip hura-Nikita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar